Sabtu, 25 Juni 2011

Terapi Mengatasi Serangan Asma

Penyakit asma hingga saat ini belum dapat disembuhkan secara total. Terapi yang dapat dilakukan adalah mencegah terjadinya serangan. Kalaupun terjadi serangan diupayakan serangan tidak berat, berlangsung singkat, dan mengobati saat terjadi serangan.

Beberapa terapi dapat dilaksanakan untuk mencegah terjadinya serangan asma. Salah satu tindakan pencegahan asma dapat dilakukan dengan atau tanpa obat. Pencegahan tanpa pemakaian obat ialah menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma, antara lain:
  • Faktor iritan seperti debu, asap rokok, gas, dan zat-zat kimia.
  • Perubahan suhu yang tiba-tiba.
  • Kelelahan fisik berlebihan.
  • Emosi yang berlebihan.
  • Zat alergen seperti bulu binatang, tepung sari, makanan tertentu terutama pada penderita asma alergi.
  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas.
Tindakan tanpa obat ini tidak selamanya membawa hasil karena berbagai keadaan diatas kadang sulit dihindari. Selain itu, faktor pencetus serangan kadang terdiri dari berbagai faktor bukan hanya satu faktor saja.

Terapi pencegahan lain yang dapat ditempuh menanggulangi asma adalah dengan menyuntikkan ekstrak alergen secara berulang-ulang. Penyuntikan ekstrak allergen ini disebut sebagai desensitisasi. Namun, terapi ini ternyata hanya bermanfaat bagi penderita asma alergi. 


Pemakaian obat-obatan yang mempunyai efek menurunkan hipereaktivitas saluran pernafasan (bronkus) dan mencegah penglepasan mediator (histamin) merupakan tindakan terapi pencegahan asma yang lain. 

Obat yang digunakan adalah kortikosteroid topikal secara inhalasi, atau kromolin, atau ketotifen. Beberapa obat ini tergolong dalam obat antihistamin. Berolahraga juga salah satu terapi pencegahan terjadinya serangan asma. Namun, olahraga bagi penderita asma perlu dipilih yang sesuai dengan tingkat dan beratnya penyakit. 

Olah raga yang dianjurkan adalah senam dan berenang. Senam dan berenang akan meningkatkan kualitas otot-otot pernafasan sehingga meningkatkan efisiensi kerja otot pernafasan dan perbaikan difusi oksigen di paru.

Sumber : detikhealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar